prinsip prinsip ini yang akan merubah hidup anda

 Seorang individu dapat meraih “kotak kehidupan”, empat sudut yang terdiri dari Kesehatan, Kekayaan, Cinta dan ekspresi Diri Sempurna, hanya bila mereka mau membiasakan diri mereka dengan prinsip-prinsip  yang tidak berubah yang mengatur kehidupan. Ia meyakini  bahwa kesejahteraan total ini adalah “hak suci” kita.
Beberapa prinsip di buku ini adalah sebagai berikut :
Rancangan Ilahi
Pernahkah kita mendapat kilasan penuh inspirasi berkelebat di pikiran kita, sebuah gambaran tentang apa yang bisa kita dapatkan atau sosok diri yang bisa kita capai? Kita menerima sebuah potret “rancangan ilahi” kita dari alam semesta, menunjukkan pada kita bahwa gambar ini sebenarnya  ada di dalam diri kita. Plato menyebutnya “pola sempurna”, sebuah tempat yang harus kita isi dan tidak ada orang lain yang bisa melakukannya.
Jangan seperti kebanyakan orang, mengejar hal-hal yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan diri kita yang sesungguhnya dan hanya membuat kita merasa tidak puas bila kita meraihnya. Mintalah sebuah tanda atau pesan untuk mengetahui rancangan ilahi kita, maka rancangan itu akan terungkap. Jangan takut rancangan itu tidak sesuai dengan keinginan kita, rancangan itu kemungkinan besar akan memenuhi kerinduan kita yang terbesar.
Hak Ilahi dan seleksi
Kita sebaiknya meminta sesuatu bila sesuatu itu adalah “hak ilahi”. Seorang wanita tergila-gila pada seorang pria yang menurut pandangan orang lain tidak memperlakukan wanita itu dengan baik. Penulis meminta wanita itu untuk mengucapkan berulang kali pada dirinya : “Bila pria itu memang dipilih untuk saya, ia akan menjadi milik saya. Bila tidak, saya tidak akan menginginkannya.” Bisa dipastikan, wanita itu jatuh cinta pada pria lain yang sesuai dengan sosok idealnya dan melupakan pria yang pertama.
Seorang wanita lain memiliki keinginan yang kuat untuk tinggal dan memiliki rumah milik seorang kenalan. Ia berhasil menikahi pria tersebut namun tidak berapa lama si pria tersebut meninggal dan wanita ini pindah ke rumah pria itu hanya untuk melihat suaminya meninggal dan sekarang rumah itu menjadi beban baginya karena pemeliharaannya yang sukar dan mahal. Ini adalah efek karma sebuah keinginan yang sebelumnya tidak dipersembahkan pada Tuhan atau kecerdasan tak terbatas. Adalah baik apabila kita memiliki hasrat, tetapi akan lebih baik lagi bila kita mencari tahu apakah sesuatu itu memang “hak ilahi” kita. Karena saat sesuatu itu diterima, kita akan tahu tanpa ragu-ragu bahwa sesuatu itu memang milik kita.
Tanpa perlawanan
Memainkan permainan hidup dengan sukses berarti mengikuti apa yang mungkin, dan tidak melawan sesuatu yang tidak kita sukai. Buku ini terdiri dari pandangan yang dapat kita kenali secara intuitif :
Selama seorang manusia melawan sebuah situasi, situasi itu akan terus bersamanya. Bila ia lari menjauh darinya, situasi itu akan mengejarnya.
Perubahan sederhana dari cara pandang hidup yang berjuang dan bertempur untuk mencapai kemenangan ke sebuah keyakinan sederhana akan hasil yang baik yang akan mengubah hidup kita.
Kita akan mendapatkan apapun yang kita inginkan, dan mungkin dengan sangat cepat, bila kita tidak meragukannya. Kita juga bisa “berharap tanpa rasa cemas”, karena tahu bahwa harapan kita sedang dipenuhi. Rasa takut adalah “dosa” dan menentang alam; karena keyakinan adalah sesuatu yang nyata, solid dan merupakan sesuatu yang dibutuhkan kecerdasan tak terbatas atau Tuhan dari kita untuk mewujudkan harapan-harapan kita. Keyakinan adalah sesuatu yang menghubungkan kita dengan alam semesta: Keyakinan memperbesar jejak kaki kosmik kita, sedangkan rasa takut hanya akan menciutkan diri kita.
Teruslah menyampaikan niat baik dan memberkati mereka yang dekat dengan kita, rekan kerja kita, bahkan negara kita. Ini tidak hanya memberikan perasaan damai yang besar pada kita, tetapi kita akan merasakan diri kita “dilindungi” dari kejahatan dan kemurkaan.
Keyakinan mengatasi rasa takut
“Letakkan bebanmu di atas Tuhan.” Alkitab seringkali mengatakan bahwa perjuangan bukan urusan manusia melainkan Tuhan. Yang harus kita lakukan adalah “diam” dan membiarkan Tuhan, atau pikiran super sadar di dalam, melaksanakan tugasnya. Ini serupa dengan karya Tao Te Ching, yang menyarankan agar kita selaras dengan tao (atau Tuhan, atau kecerdasan universal) , kita tidak perlu cemas atau takut. Dalam keheningan kita bisa melihat apa yang harus diselesaikan, bila ada.
Dalam dunia penulis, “Manusia dikatakan melanggar hukum alam bila ia memikul sebuah beban.” Adalah salah bila merasa resah dan putus asa, karena artinya hidup dalam realitas yang salah dan dapat menarik bencana dan penyakit. Begitu kita dapat membuang beban, kita tiba-tiba bisa melihat lagi dengan jernih. Kita diingatkan untuk hidup dengan keyakinan, bukan ketakutan.
Cinta sejati
Seorang wanita mendatangi penulis dengan putus asa karena pria yang ia cintai meninggalkannya demi wanita lain, dan mengatakan bahwa pria itu tidak berniat untuk menikahinya. Wanita itu tidak suka ketika penulis berkata, “Anda tidak mencintai pria ini, Anda membencinya. Sempurnakan diri Anda bagi pria ini, berikan padanya cinta yang tidak egois, dan berkati dimanapun ia berada.” Wanita itu pergi dan tidak ada yang berubah, tetapi suatu hari ia mulai memikirkan pria itu dengan perasaan cinta yang lebih besar. Pria itu seorang kapten dan wanita itu selalu memanggilnya  “Kap”. Ia mulai berkata, “Tuhan memberkati Kap di mana pun ia berada.” Beberapa waktu kemudian sepucuk surat datang ke meja penulis: saat itu penderitaan sang wanita telah lenyap, sang pria sudah kembali. Mereka kemudian menikah dengan bahagia.
Wanita itu mempelajari cinta tanpa syarat, sebuah sikap yang harus kita kuasai bila ingin sukses dalam permainan kehidupan.
Kekuatan kata-kata
Siapa saja yang tidak mengenal kekuatan kata-kata, kata penulis, berarti “ketinggalan zaman” . Kita bercakap-cakap dengan diri kita sendiri tanpa menyadari efeknya , baik ataupun buruk, pada cara kita mewujudkan  hidup kita. Apapun yang kita ucapkan pada diri kita, kata-kata itu akan jatuh ke dalam sebuah bagian kosong pikiran bawah sadar kita sebagai “fakta”, karenanya kita harus benar-benar memperhatikan kata-kata internal dan eksternal yang kita ucapkan.
Penulis seringkali memberikan afirmasi khusus kepada orang untuk situasi khusus mereka yang harus mereka ulangi sampai “kebaikan” mereka memanifestasikan dirinya sendiri.
Tuhan adalah sumber
Penulis seringkali mengingatkan kepada orang-orang yang datang padanya dengan membawa persoalan kehidupan dengan kata- kata “Tuhan adalah Sumber”, dan meminta mereka berhenti merasa cemas dan resah.
Ia membuat afirmasi bagi mereka : “Jiwa tidak pernah terlalu terlambat. Saya berterima kasih karena saya mendapatkan jalan tepat pada waktunya”.
Meski demikian, mengatakan hal yang tepat dan memiliki keyakinan saja tidaklah cukup: kita perlu menunjukkan pada pikiran bawah sadar kita bahwa kita sungguh-sungguh mengharapkannya. “Manusia harus bersiap untuk sesuatu yang ia minta, meski tidak terlihat tanda-tanda sedikitpun.” Membuka rekening di bank, membeli perabot, bersiap menghadapi hujan walau tidak mendung, bersikap “bila” membuka jalan bagi momen yang kita butuhkan. Mengetahui bahwa “perasaan kaya mendahului manifestasinya” akan meyakinkan kita bahwa Tuhan adalah sumber hidup kita.