Hendaklah kalian menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Al Quran
(HR Ibnu Majah dan Hakim)
Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya.
Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya.
Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya)
dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan
sepertiganya lagi untuk pernafasan
(HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
Salah satu usaha untuk mencegah supaya kita tidak gampang sakit adalah
mengikuti cara yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dalam sejarah
Rasulullah SAW, konon diketahui bahwa selama hidupnya pernah mengalami
sakit dua kali saja. Pertama, ketika beliau menerima wahyu yang pertama
kalinya, yakni ketika beliau mengalami ketakutan luar biasa dan terasa
badan beliau terasa demam bukan kepalang. Sakit yang kedua adalah ketika
beliau menjelang tutup usia. Memang ada juga pendapat yang menyatakan
bahwa Rasulullah pernah mengalami sakit lebih dari dua kali. Namun,
pendapat tersebut tetap menunjukkan bahwa Rasulullah memang jarang
menderita sakit selama hidupnya. Dengan melihat betapa sibuknya beliau
dalam mengemban tugas kenabian, maka pendapat tersebut tetap memberikan
gambaran betapa kuat fisik beliau atau betapa kuat daya tahan beliau.
Pertanyaan yang akan dijelaskan dalam tulisan singkat ini adalah
kiat-kiat apakah yang beliau lakukan dalam keseluruhan kehidupan beliau,
sehingga Rasulullah SAW memang memiliki daya tahan fisikal yang begitu
kuat? Ada lima kebiasaan hidup yang rupanya menjadi fondasi yang kuat
bagi kesehatan beliau.
Pertama, Rasulullah SAW sangat selektif
dalam memilih makanan yang halalan dan toyyiban. Rasulullah SAW hanya
makan makanan yang halal, dalam arti bukan makanan haram yang diperoleh
dari usaha atau cara yang tidak dibenarkan secara syariat. Dengan kata
lain, Rasulullah SAW selalu makan makanan yang diperoleh dengan cara
yang benar. Bukan makanan dari hasil curian, bukan berasal dari uang
korupsi, dan sebagainya. Halal terkait dengan urusan akhirat. Sementara
tayyib terkait dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya untuk
kesehatan kita, atau bergizi atau tidaknya makanan yang kita makan. Sate
kambing, sebagai contoh, memang merupakan makanan yang halal, karena
diperoleh dari membeli dengan menggunakan uang dari jerih payah dalam
bekerja, bukan uang korupsi dan atau bukan berasal dari hasil mencuri.
Namun sate kambing bukan makanan yang tayyib bagi seseorang yang mungkin
mengalami tekanan darah tinggi.
Kedua, Rasulullah SAW tidak
makan sebelum lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang. Dalam hal ini,
Rasulullah SAW tidak makan sampai terlalu kenyang. Tidak makan sampai di
luar batas kemampuan perutnya. Rasulullah mempertimbangkan kemampuan
perut dengan perbandingan yang seimbang antara sepertiga untuk makanan,
sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk udara (oksigen) di
dalam perut. Perbadingan ideal tersebut hanya dapat dilakukan jika
beliau tidak makan sebelum lapar, segera berhenti makan sebelum kenyang.
Dengan kata lain, makan yang baik adalah pada waktunya. Penyakit maag
pada umumnya terjadi karena cara makan yang tidak teratur.
Ketiga, Rasulullah SAW makan dengan tenang, tumakninah, tidak
tergesa-gesa, dengan tempo yang sedang. Cara makan yang dilakukan
Rasulullah SAW ternyata sangat sesuai dengan anjuran kesehatan, agar
kita mengunyah makanan sampai sekitar 32 kali, sehingga makanan yang
kita makan sampai di usus besar dapat dicernakkan dengan mudah, dan
kemudian diserap di usus halus dengan mudah pula. Tugas usus akan sangat
terbantu oleh cara makan yang tenang, tumakninah, tidak tergesa-gesa,
dan dengan tempo yang sedang. Kita akan menikmati lezatnya makanan yang
kita makan dengan cara makan yang demikian. Dan dengan demikian, rasa
syukur akan muncul ketika kita makan, di samping memulai makan dengan
basmallah dan mengakhirinya dengan hamdallah.
Keempat,
Rasulullah SAW cepat tidur dan cepat bangun. Jika sudah waktunya tidur,
maka Rasulullah SAW akan cepat tidur. Tidur yang tepat di malam hari
kira-kira adalah seusai istirahat setelah shalat Isya, kurang lebih
pukul 21.30. Kemudian kira-kira pukul 03.00 sudah bangun di pertiga
malam untuk shalat malam. Dengan demikian waktu yang digunakan untuk
tidur adalah kurang dari delapan jam. Dalam konteks ini, penggunaan
waktu 24 jam dalam satu hari satu malam, adalah sepertiga untuk bekerja,
sepertiga untuk beribadah kepada Allah, dan sepertiga lagi adalah untuk
tidur yang cukup. Tentu saja, perbandingan ini tidaklah kaku, melainkan
dalam pengertian dalam keseimbangan.
Dalam hal urusan tidur,
beliau tidak tidur melebih kebutuhan, namun tidak juga menahan diri
tidak menahan diri untuk tidur sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal
kebutuhan tidur yang melebih kebutuhan ini pernah diadakan penelitian
oleh Daniel F. Kripke, seorang ahli psikiatri Universitas California,
Amerika Serikat. Penelitiannya yang dilakukan di Jepang dan Amerika
Serikat selama 6 tahun dengan responden berusia 30 – 120 tahun, dapat
diambil kesimpulan bahwa orang yang memiliki kebiasaan tidur lebih dari 8
jam sehari memiliki resiki kematian yang lebih cepat. Hal ini sangat
berlawanan dengan mereka yang memiliki kebiasaan tidur kurang dari
delaman jam, 6 – 7 jam, maksimal 8 jam.
Menurut riwayat, cara
tidur Rasulullah adalah miring ke kanan, menghadap kiblat. Jika sudah
penat dengan cara ini, kemudian beliau miring ke kiri barang sejenak dan
kemudian miring ke kanan kembali.
Kelima, Rasulullah SAW
selalu istiqamah melaksanakan puasa sunah, di luar puasa wajib
Ramadhan. Dari segi kesehatan, puasa merupakan satu bentuk pemberian
istirahat bagi sistem pencernakan makanan kita. Ibarat mesin, sistem
pencernakan kita memerlukan masa overhaul atau turun mesin untuk
merevitalisasi kemampuan mesin. Demikian juga dengan sistem pencernakan
kita, juga memerlukan turun mesin agar dapat mempunyai tenaga kembali
untuk melakukan tugasnya dalam mencernakkan makanan dalam tubuh kita.
Refleksi
Masih banyak kebiasaan hidup sehat cara Rasulullah SAW yang harus kita
teladani. Lima kiat hidup sehat ini tentu menjadi kebiasaan utama
Rasulullah. Dalam buku bertajuk Jejak- Sejarah Kedokteran Islam, oleh
Dr. Ja’far Kadhem Yamani, telah mengungkapkan lebih dari 25 pola hidup
sehat Rasulullah SAW, yang sebagian besar adalah bersifat pencegahan
(preventif). Mencegah memang lebih baik dari mengobati. Meski lima kiat
hidup sehat cara Rasulullah SAW ini memang menjadi fondasinya, sudah
barang tentu sebagai umat Muhammad sangat dianjurkan untuk dapat
mempelajari 25 pola hidup sehat Rasulullah SAW tersebut. Insyaallah.
Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com
ReplyDeleteKelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI
8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66
Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com